SOLO, Laskarmerdeka.com -
Bupati Sumbawa Barat, H. Amar Nurmansyah, ST.,M.Si berkesempatan menjadi pemateri pada Pertemuan Nasional Monitoring Dan Evauasi Program RSSH GF ATM dengan tema Penguatan Perencanaan Dan Pembiayaan Daerah Menuju Ending Aids, Tubercolosis Dan Malaria. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Lorin Dwangsa Solo, pada hari Rabu (22/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dihadiri para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Propinsi se Indonesia, para Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, Para Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupten/Kota Se-Indonesia, Pengurus Pusat Adinkes, dan perwakilan dari Kementerian Kesehatan republik Indonesia.
Bupati Amar dalam kesempatan tersebut dibai'at sebagai pemateri dengan tema Strategi Kolaboratif Daerah: Pembelajaran dari Penanggulangan AIDS,TBC, dan Malaria di Kabupaten Sumbawa Barat.
Bupati KSB menjelaskan tentang bagaimana kolaborasi yang dibangun untuk menanggulangi Aids, Tubercolosis, Malaria (ATM) di Kabupaten Sumbawa Barat.
”Untuk menangani itu semua, kami di kabupaten Sumbawa Barat membangun kolaborasi dengan stakeholder lain, seperti Baznas Kabupaten Sumbawa Barat, PT.AMMAN, dan yang tidak kalah pentingnya kolaborasi lintas sektoral Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat," ungkap Bupati Amar.
Diterangkan Bupati Amar, bahwa jusrtru yang paling berpotensi munculnya kasus ATM tersebut berada di daerah lingkar tambang. Itu terjadi pluktuasi di daerah yang perpindahan penduduknya sangat cepat, dimana mereka yang bekerja dilingkar tambang adalah para pendatang, sehingga saya mengajak PT AMNT untuk berkolaborasi, bagaimana peran aktif mereka untuk menanggulangi ATM tersebut.
Diakui Bupati KSB, bahwa yang paling sulit dalam menjalani proses penanggulangan selama ini yaitu culture masyarakat yang enggan untuk dilakukannya tracing. Ada ketakutan bagi mereka ketika menjadi sasaran. Oleh karenanya ada dua Inovasi yang dilahirkan oleh Pemerintah kabupaten Sumbawa Barat, untuk menangani persoalan tersebut yaitu melalui Pemberdayaan Agen Gotong Royong dengan pendekatan basis layanan Posyandu.
Diterangkan Bupati bahwa terdapat sebanyak 700 Agen Gotong Royong yang masuk dalam komponen Peraturan Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). Mereka bekerja, membantu mensukseskan program Bupati, termasuk dalam penanganan penanggulangan Aids, TBC, dan Malaria. Mereka berasal dari masyarakat setempat, dan pola pendekatan yang dilakukan oleh para Agen Gotong Royong ini adalah pendekatan silaturrahmi kekeluargaan.
Inovasi kedua yaitu Program Kartu Sumbawa Barat Maju Layanan Kesehatan yang dimana didalamnya terdapat program Tim Reaksi Cepat (TRC) Ambulan. Tim kesehatan yang ada di Puskesmas-puskesmas bergerak cepat ketika ada warga yang membutuhkan layanan kesehatan.
Mereka melakukan pendampingan homecare kepada masyarakat yang membutuhkan, dan memastikan setiap keluhan yang dialami oleh warga dipastikan dapat tertangani dengan baik. Demikian pula yang berkaitan dengan ATM, tim kesehatan melakukan tracing kepada warga, melakukan testing sebagai langkah awal untuk melakukan intervensi atau penanganan yang tepat terhadap calon pasien.
Sesi tanya jawab berlangsung cukup alot. Para audiens tertarik dengan bagaimana mekanisme yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Sumbawa Barat dalam menggerakkan 700 agen gotong royong, bagimana sumber pendanaan untuk menggerakkan program tersebut, apa saja regulasi yang mendukung sehingga langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Sumbawa Barat dapat terlaksana.
Terdapat beberapa Kabupaten yang dalam kesempatan tersebut siap meniru praktek baik yang diterapkan oleh Pemerintah kabupaten Sumbawa Barat dan mengagendakan akan berkunjung ke kabupaten Sumbawa Barat.
Dalam closing statemennya, Bupati Amar menegaskan yang paling penting adalah Komitmen kita semua untuk keberlanjutan, ”InsyaAllah melalui Regulasi yang tepat akan menjadi bagian dari upaya mempertahankan komitmen kita untuk menanggulangi Aids, Tubercolosis, dan Malaria (ATM). Selanjutnya Kita harus mengusasai data, dan alhamdulillah Kabupaten Sumbawa Barat memiliki data terintegrasi yang menjadi dasar dilaksanakannya Program Kartu Sumbawa Barat Maju, satu Kartu dengan berbagai macam layanan yang berbasis elektronik," paparnya.
Selanjutnya perlu juga dilakukannya pendekatan secara persuasif. Kalau hanya pendekatan Pemerintah dan dinas kesehatan, itu tidak akan pernah bisa. Dan yang terpenting juga, dengan data terintegrasi melalui DTSEN itu nantinya akan menjadi wilayah intervensi bersama, tukas Bupati KSB.(AM01)


0Komentar